Trip ke Tana Toraja (Ind)


Hai, kali ini aku akan menceritakan perjalananku selama 4 hari menuju Toraja (23-26 Juni 2019). Perjalanan dari Jakarta ke Toraja diawali naik pesawat menuju Makassar. Dan dari Makassar dilanjutkan dengan bus ke Toraja. Biasanya bus berangkat jam 9 malam dan perjalanan membutuhkan waktu sekitar 8 jam. Diantara beberapa agen bus, aku memilih bus Primadona, karena tiket bus ini bisa dibeli dengan online. Dan pangkalan bus primadona juga sangat dekat dari bandara, hanya berjarak 6 km.
Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar

Keesokan paginya aku tiba di kota Rantepao, dan perjalananku pun dimulai dari pagi. Sebelumnya aku jelaskan dahulu tentang Toraja

Tana Toraja
Toraja terletak di Sulawesi selatan dengan penduduknya menganut agama kristen. Dahulu kala masyarakat toraja masih menganut kepercayaan animisme dan dinamisme yang memuja hewan dan benda, sekitar 100 tahun lalu seorang pendeta dari Belanda datang dan memperkenalkan agama kristen, semenjak itu masyarakat Toraja menganut agama kristen.

 Rumah adat Toraja
Salah satu ciri khas Toraja adalah rumah adat yang berbentuk panggung yang disebut Tongkonan, ada dua jenis Tongkonan, Tongkonan yang berukuran lebih besar untuk ditinggali penduduk sedangkan Tongkonan yang lebih kecil untuk menyimpan padi. Untuk membangun satu Tongkonan dibutuhkan biaya 500 juta dan ada ketentuan dalam ukuran Tongkonan sehingga di Toraja, semua Tongkonan berukuran sama.

Pada bagian depan Tongkonan akan dijumpai tanduk kerbau yang digantung ditiang utama rumah. Banyaknya tanduk menunjukkan tinggi rendahnya tingkat status sosial pemilik rumah, semakin banyak tanduknya semakin tinggi tingkatnya. 
Pada bagian samping kiri terdapat tangga ke atas untuk masuk kedalamnya.
  Sedangkan Tongkonan untuk lumbung padi, pintu masuknya dari depan.

Hewan Persembahan
Bagi penduduk Toraja, persembahan tertinggi adalah kerbau. Kerbau hitam biasanya mencapai harga 20-40 juta atau lebih, tergantung bentuk, warna dan panjang tanduk, dan kerbau yang tingkatnya tertinggi adalah kerbau Saleko (Tedong Saleko) yang berwarna putih dengan motif belang hitam dan tanduk berwarna kekuningan.  Satu ekornya bisa dihargai beratus-ratus juta tergantung motifnya. Anak Tedong Saleko bisa mencapai harga 250 juta. Selain Kerbau, hewan lainnya yang dijadikan persembahan adalah babi, rusa dan anoa.

Tedong ini seharga 600 juta.

Upacara Kematian (Rambu Solo)
Hal yang paling menarik di Toraja adalah ritual pesta kematian. Bagi penduduk Toraja kelahiran tidaklah penting, melainkan kematian. Ketika seorang anggota keluarga meninggal, orang toraja akan menyelenggarakan pesta kematian dengan memotong kerbau. Banyaknya kerbau yang dipersembahkan tergantung tingkat sosial keluarga yang meninggal, dan kerbau khusus seperti tedong hanya dijadikan persembahkan untuk kalangan tertentu seperti kalangan bangsawan (puang).
Orang yang meninggal di Toraja biasanya tidak segera dikubur karena untuk menyelengarakan Rambu solo diperlukan persiapan dan biaya besar. Biasanya bisa sampai berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Sebelum diselenggarakan Rambu Solo, orang yang meninggal masih dianggap hidup dan tubuhnya disimpan di dalam rumah. Untuk mencegah pembusukan, mayat diawetkan dengan rempah-rempah, tetapi sekarang cara ini sudah tidak digunakan melainkan dipakai formalin untuk mengawetkan mayat. Satu mayat dibutuhkan 4 liter formalin.
 Pada awal upacara gong dipukul dan wanita akan mulai memukul lesung. 

Peti mati dikeluarkan dari rumah dan diletakkan dibawah tongkonan selama perayaan Rambu Solo. Setelah itu kerbau dipotong di tengah lapangan dan dagingnya akan dibagi-bagikan ke keluarga dekat, sisanya akan dimasak dan dimakan bersama tamu selama perayaan. Tanduk kerbau yang dipotong akan digantung didepan Tongkonan tuan rumah. Perayaan Rambu Solo bisa berlangsung selama seminggu dan selama pesta para tamu dan keluarga harus berpakaian serba hitam. Jadi kalau ingin melihat langsung perayaan ini, sebaiknya berpakaian hitam.

Makam adat
Setelah perayaan Rambu Solo, peti mati akan di letakkan di pemakaman. Setiap makam memiliki keunikan tersendiri dalam menyimpan peti mati. Ada yang diletakkan di dalam gua atau batu, digantung disamping batu, dan ada juga yang dibuatkan rumah. 
Di depan kuburan kadang ditemukan patung-patung yang mewakili orang yang meninggal. Dan hanya para tetua yang meninggal yang boleh dibuatkan patung-patung ini.

Tempat wisata
Daerah-daerah wisata di Toraja terbagi selatan dan utara, untuk hari pertama biasanya akan ditawarkan untuk menjelajah bagian selatan. Hari berikutnya bagian utara.
1.     Rumah makan Pong Buri
Sebelum memulai perjalanan sebaiknya mengisi perut dulu, selain kota Rantepao, tempat lain agak susah mencari makanan. Rumah makan ini letaknya di kota rantepao dekat perwakilan bus primadona. Disini bisa dinikmati makanan khas Toraja, Pa' piong, terbuat dari lemak babi dan sayur asam yang dibungkus daun. Harga seporsi nasi dan pok piang RP 35.000,- Selain Pa'piong, ada juga babi kecap, belut kecap, ayam kuah kuning. Seporsi semuanya Rp 25.000,- Pong Buri selalu ramai dipenuhi masyarakat setempat setiap hari, kalau ingin mencoba makanan disini lebih baik sebelum jam 2 sore, setelah jam 2, makanan di pong buri biasanya sudah habis.

2.     Kete kesu
Kete kesu adalah salah satu desa adat, pada bagian depat terlihat Tongkonan yang berjajar dan dibagian belakang adalah makam bangsawan di Toraja.   
Dahulu, para bangsawan menggantung peti mati di pada batu untuk menghindari hewan-hewan karena tempat itu masih hutan dulunya.

Sekarang orang toraja membangun rumah dan sebuah rumah untuk menyimpan peti mati, satu rumah bisa digunakan oleh satu keluarga besar. Jika tidak cukup akan dibangun rumah yang lain.


3.     Bori’Kalimbuang
Bori adalah salah satu makam adat yang paling bergengsi, hanya keturunan bangsawan (puang) yang boleh menyelenggarakan rambu solo disana dan kerbau yang dipersembahkan minimal 24 ekor Tedong Saleko.
Pada bagian tengah akan ditemukan batu-batu megalitikum, batu-batu adalah salah satu syarat bagi tuan rumah yang menyelenggarakan Rambu Solo disana, batu itu dipahat dan diletakkan di lapangan megalitikum.
Diantara batu-batu tersebut, ada sebuah gardu yang digunakan untuk membagikan daging kerbau setelah pemotongan kerbau.
Setelah perayaan selesai, rahang babi dan kepala kerbau akan digantung diatas gardu.

4. Batutumonga
Pada bagian belakang Kalimbuang Bori terdapat makam. Ditempat ini tersebar beberapa batu besar yang digunakan untuk menyimpan peti mati. Satu batu besar digunakan untuk satu keluarga dekat.
Peti mati disimpan didalam lubang itu dan satu lubang hanya untuk satu peti mati.

5.     Makam bayi
Makam ini letaknya tepat dibelakang Bori’Kalimbuang. Dahulu ada satu masa dimana semua bayi di toraja lahir prematur, karena itu para tetua berkumpul dan memutuskan bayi yang meninggal dan belum tumbuh gigi akan dimakamkan di pohon. Mereka berharap bayi itu akan bereinkarnasi dan tumbuh kuat seperti pohon. Sekarang makam ini sudah tidak dipakai lagi dan bayi yang meninggal sebelum tumbuh gigi akan dikuburkan di dalam tanah.

6.  Londa
Adalah makam untuk bangsawan. Di sini peti mati para bangsawan yang meninggal diletakkan di dalam gua, termasuk benda-benda pribadi orang yang meninggal. 

Selama mengunjungi tempat ini akan ditemani pemandu yang akan menceritakan sejarah makam ini dan membantu mengambil foto.

7. Buntu Burake
Dalam perjalanan menuju puncak bukit buntu Burake, akan melewati lintasan meliuk seperti ular, dipadukan dengan batu kapur di sekelilingnya menjadikan  permandangan yang luar biasa.
Di atas bukit terdapat patung Yesus kristus dengan ketinggian 40 m (patung Yesus 27m dan bagian bawahnya 13 m). Dari puncak bukit bisa dilihat permandangan kota Toraja.



Di sisi tangga menuju puncak akan terlihat ukiran perjalanan Yesus pada saat disalib. 

8. Lolai, desa diatas awan
Lolai adalah sebuah bukit diutara Toraja, perjalanan ke lolai dari rantepao kurang dari sejam. Dari atas bukit bisa terlihat kota Rantepao dan Sangala yang tertutup awan. Waktu yang tepat untuk mengunjungi tempat ini disaat subuh sebelum matahari terbit.

9. Pasar Bolu
Pasar tradisional ini hanya diberoperasi pada hari selasa dan sabtu. Seperti layaknya pasar lain, pasar bolu juga menjual sayuran dan makanan sehari-hari. 

Di pasar ini juga bisa ditemukan daun tembakau, bubuk kedelai, tuak putih khas Toraja dan kopi Toraja yang sudah sangat terkenal.
 Yang paling menarik dari pasar ini adalah pasar hewan yang letaknya di bagian belakang. Hewan yang dijual biasanya kerbau dan babi.
 Harga seekor babi sekitar 2 juta, tergantung besarnya. 

Sedangkan harga kerbau sangat beragam dari puluhan juta sampai ratusan juta tergantung jenisnya.
Kerbau ini seharga 200 juta.

10. Desa Penenun Sa’dan
Bagi pecinta syal, scarf, kain batik, kain tenun, ikat pinggang, selimut dengan motif etnik, harus mengunjungi tempat ini. Disini tenun asli Toraja dibuat dari kapas dan pewarna alami. Sedangkan batik Toraja adalah batik cap tetapi motif yang terdapat pada kain memiliki arti yang sangat dalam.



Nenek Panggau telah berusia lebih dari 100 tahun. Dia memintal kapas untuk membuat benang.
Kapas dikeringkan dengan dijemur dibawah terik matahari.

Selama perjalananku di Toraja aku bertemu orang-orang yang luar biasa, Pak Indra dan guide aku Pak Martinus (+62821 4949 0708 )dan Pak Joni yang memperkenalkan sejarah dan adat istiadat budaya Toraja. Dengan mengetahui budaya Toraja, aku menjadi lebih menghargai setiap tempat yang aku kunjungi.
Wisata Toraja adalah wisata budaya, dari pengalaman aku sendiri,  aku sarankan menggunakan pemandu (biaya pemandu harian dengan mobil untuk turis lokal Rp450.000,-), karena selain Londa, semua tempat wisata tidak menyediakan pemandu, dan tanpa pemandu semua tempat akan terlihat sama, setiap tempat menjadi menarik dikarenakan sejarah dibalik tempat itu. Belum lagi sebagian besar tempat wisata di Toraja adalah makam, dan makam di Toraja sangat mistis. Dan yang paling penting adalah upacara Rambu Solo, upacara ini sebenarnya hanya untuk keluarga dan tamu. Sebagai tamu yang tidak diundang, ada beberapa tata aturan yang hanya diketahui masayarakat setempat, kalau ingin melihat langsung sebaiknya didampingi pemandu.
Inilah akhir dari perjalananku, sampai ketemu diperjalanan berikutnya. Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan tinggalkan pesan atau komen dibawah, terima kasih.

Comments

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thank you for reading my blog, if you want to visit this place, just contact the guide number in the article.

      Delete

Post a Comment

Popular Posts