Wall Climbing Gunung Parang via Ferrata (Ind)



Wall Climbing Gunung Parang Via Ferrata (6 Juni 2019)

Trip kali ini berbeda, bukan solo trip, melainkan open trip. Dan juga bukan tujuan yang umum dikunjungi keluarga, tapi dijamin seru. Sudah berbulan-bulan aku ingin coba panjat tebing di gunung Parang tapi berhubung tidak ada yang berminat akhirnya jadi terundur berbulan-bulan. Akhirnya open trip menjadi salah satu pilihan. Salah satu open trip yang menawarkan harga terjangkau adalah "explorer", tinggal install, register, bayar, uda deh muncul di meeting point dan berangkaaat!!
Perjalanan dimulai dari Plaza semanggi, Jakarta, bus berangkat jam 6 dan sampai dilokasi sekitar jam 10. Karena hari libur, banyak rombongan yang naik, sedangkan pemandunya terbatas, jadi harus nunggu antrian. Sambil nunggu antrian, di warung bisa makan indomie, minum dulu atau ke WC, jangan kuatir WCnya bersih kok. 
Ada 3 track, 250 m, 300 m, 900 m (sampai ke puncak), 3 track ini jauhnya lintasan, bukan tinggi gunung. Rombongan aku ada 15 orang, diantaranya hanya 5 orang pria sisanya wanita. Awalnya sebelum naik semua terlihat kuatir dan takut tidak selesai. Dari explorer kita mendaftar untuk track 250 m. Kalau ingin menambah rute menjadi 300m, dikenakan biaya tambahan sebesar Rp50.000,-. Guide aku, Mas Iyan, nanya “Kenapa? Mau nambah jadi 300?”, “Nggalah.” Jawabku (dalam hati penasaran juga, tapi jangan-jangan 250 m aja ga kelar, haha… )
Setelah siap dengan peralatan (harness, helm) jam 11 akhirnya mulai hiking, oia jangan lupa bawa sarung tangan yang nyaman, penting sekali, menggenggam besi baja dan membuka tutup tali pengaman akan membuat kulit tangan lecet. Tapi kalau ga punya, diwarung ada dijual sarung tangan sepasang 15.000. Hiking pemanasan berlangsung sekitar 20 menit dari warung menanjak keatas lumayan bikin pegel dan jadi menjatuhkan mental sebelum naik.  Setelah briefing singkat,  mulailah memanjat, ada 2 tali pengaman yang dikaitkan di sling kawat baja, dan dikaitkan secara bergantian ke sling, pelan tapi pasti semua mulai naik. 


Awalnya terlihat berat dan mungkin takut kalau lihat kebawah, tapi pada saat ditengah-tengah aku mencoba melihat ke bawah dengan view yang begitu indah, semua rasa takut hilang. Yang terasa panas matahari di terik siang bolong dan pantulan batu karang yang panas karena matahari membikin gosong. 

Permandangan yang terlihat dari atas ke bawah.

Sekitar jam 12 semua peserta berhasil naik ke titik 250 m, dan hebatnya tidak ada yang mengeluh takut, hanya “panaaas…”


Di titik track 250 m tidak ada jalur turun, harus melalui jalur yang sama turun, sedangkan titip 300 m ada jalur turun yang berbeda, dari titik 250 m sampai 300 m, jalurnya tidak naik lagi tapi memutari gunung dan permandangan yang disekitarnya pun berubah lebih indah. Kita semua akhirnya menambah track menjadi 300 m. Dan aku sarankan untuk yang kalian yang berminat, lebih baik ambil track 300 m.
Salah satu spot foto lintasan 300 m.

Waktu itu sekitar jam 12an panasnya sudah tidak tertahankan, yang ada dikepalaku hanya es cola cola, rasanya jadi kangen sekali sama warung di bawah ^^
Sampai di titik 300 m, satu persatu peserta diambil foto dengan karton “300m gunung parang via ferrata” Sepintas aku berpikir, apa yang terjadi ya kalau karton itu aku jatuhkan, dibelakangku masih ada sekitar 9 orang yang ngantri difoto ;p


Selama trip ini selain guide dari explorer, ada 2 guide dari gunung parang. Mereka mendokumentasi semua perjalanan ini dalam kelompok dan perorangan. Trip ini membutuhkan stamina yang baik dan semua orang bahkan pemula pun bisa melakukannya. Waktu perkiraan untuk mendaki bisa lebih cepat dan lebih lambat tergantung banyaknya peserta dalam rombongan. Besi baja untuk injakan juga sangat kuat dan kokoh, bisa menahan beban yang berat.

Perjalanan menurun dari lintasan 300m.

Sekitar jam 2 semua berhasil turun tanpa ada cidera atau luka, (paling banter lutut kejeduk besi baja dan memar) es cola cola, sprite, teh pucuk dll semua laris diborong, dan es pun habis. Jam 2.30 kita sudah kembali ke mobil dan bersiap balik ke jakarta  dan aku pun mengakhiri perjalananku dengan tidur siang dan membawa oleh-oleh kenangan tidak terlupakan, foto keren dan lutut memar. Sampai nanti di trip berikutnya ya.

Comments

  1. Replies
    1. thanks, but anyone can do it. it's not as hard as what it looks like, try it and you will love it!

      Delete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts