GUNUNG RINJANI 5-10 JUNI 2023

 

Trip Gunung Rinjani (5-10 Juni 2023)

Setelah setahun berlalu tiba saatnya trip ulang tahun, dan kali ini aku mau mencoba menjajal gunung Rinjani tersohor. Tapi berhubung guide ada tamu di tanggal ultahku, jadi aku majuin seminggu sebelum ultah. Sebelum mendaki gunung ini, aku belum pernah mencoba naik ke gunung diatas 3000 mdpl, dan biasanya tektok. 2 minggu sebelum ngetrip, aku mulai panik, ragu apa bisa, sudah minta tips sama teman, latihan diperbanyak (uda lari-lari, lompat tali, naik turun tangga), pada akhirnya pasrah ajalah.

Hari 1 : Desa Sembalun

Setelah sampai di bandara international Lombok, langsung dijemput Pak Iyus dan menuju ke Sembalun untuk ketemu guide dari Rinjani Pro (Didik dan Zueni). Setelah itu mampir ke klinik untuk cek up, ini persyaratan untuk mendaftar naik ke gunung Rinjani. Bagi yang ada wasir level 2-3, sebaiknya pertimbangkan baik-baik atau bawa obat, karena tekanan di puncak gunung akan lebih rendah dari badan kita dan akibatnya nanti wasirnya bisa pecah diatas.

Trip akan berlangsung selama 4 hari :

Hari 1 : naik dari Sembalun ke Pelawangan base camp (2639 mdpl)

Dari peta, bisa dilihat, titik mulai pendakian (kiri) dari 1156 mdpl ke bibir kawah Sembalun Pelawangan dan kemping disana.

Hari 2 : naik keatas, turun dan Kembali ke Pelawangan dan turun ke Danau Segara anak.

Hari 3 : Turun melalui jalur Torean dan kemping di Propok.

Hari 4 : Turun dan Kembali ke hotel.

Trip bisa berubah sesuai kondisi di tempat.

Sebenarnya ini trip mewah, semua makanan dan peralatan bukan abal-abal. Menu selama 4 hari :  sup kari ayam dan nasi, roti panggang sandwich pakai daging dan telur, pancake, spaghetti bolognaise, snacks (beng-beng, kitkat, biscuit), buah (anggur, nanas, pisang, apel, semangka) dan pocari sweat. Makanan dan minuman bisa minta ganti sesuai kebutuhan misalkan ada alergi atau vegetarian. Tenda, matras, sleeping bag, toilet, trekking poles dan air semua disediakan Rinjani Pro. Barang yang aku bawa, barang pribadi seperti baju ganti, sandal, jaket, power bank, HP, jas hujan dll.

Hari 2 : Gunung Rinjani

Setelah sarapan, kita jalan jam 7:30 dari hotel, mampir ke toko untuk beli gaiters dan jas hujan, fungsi gaiters supaya pasir jangan masuk sepatu, karena medan Rinjani sangat berpasir. Lanjut ke kantor untuk pendaftaran sebelum naik. Jam 8:15 kita tiba di gerbang pendakian gunung Rinjani. Pada umumnya orang lebih suka mulai dari Desa Senaru, titik pendakian “kendang sapi” karena ada ojek langsung menuju ke pos 2 (1500 mdpl) dengan membayar 200 ribu, tapi guide memilih gerbang Sembalun karena titik pendakian mulai dari 1156 mdpl, sedangkan kendang sapi dari 601 mdpl.

Didik (guide dan boss), aku dan Zueni (guide) di gerbang awal pendakian (08:15) sebelum mulai mendaki.

Dari gerbang ke pos 1 : 25 menit (08:40)

Permandangan sepanjang jalan ke pos 1 diiringi dengan kotoran sapi (hanya sapi di Lombok yg bentuk kotorannya seperti ini, sapi disini spesial.)

Pos 1 ke pos 2 : 60 menit ( 09:40) istirahat 20 menit

Cuaca sangat cerah, sepanjang jalan permandangannya sangat indah.

Pos 2 ke pos 3 (pos ekstra) : 60 menit (10:30) 

Kita berhenti 90 menit untuk makan siang. Dikarenakan kondisi Kesehatan yang tidak baik, Didik harus mengundurkan diri dan tim, kita bergabung dengan 2 porter (Kang Habib dan kakanya, Kang Roshid).

Makan porsi besar, nasi dan sup kari ayam, ditambah buah-buahan.

Ada toilet jaman dulu.

Pos 3 ke pos 4 : 60 menit (13:00)

Di pos 3 dan 4 ada warung, bisa beli makanan dan minuman.

Pos 4 ke Pelawangan base camp : 2 jam 30 menit (15:30)

Setelah pos 4, kita akan melalui 7 bukit penyesalan, namanya aja yang bikin menyesal tapi medannya masih bisa dicapai. Sebenarnya bagian yang terberat itu bukit terakhir, medannya berpasir dan mudah tergelincir. Kondisi terberat pada saat di pos 5, hujan mulai turun dan lebat. Kombinasi tanah berpasir dan berkerikil, licin karena hujan, sepatu yang basah dan oksigen yang mulai berkurang benar-benar bikin frustasi. Untunglah banyak dibantu Zueni (guide) sampai ke Pelawangan base camp (terima kasih dan maaf aku lupa jas hujan ada ditas, jadinya pakai jas hujan kamu).

Hujan dan kabut pun berlanjut sampai malam hari.

Bukit ke 5 dari 7 bukit penyesalan, beberapa menit sebelum hujan lebat.

Hari 3 : Puncak Rinjani

Sebelum naik, aku disuguhi roti panggang pakai daging dan telur. Sayangnya karenya guide juga berkendala dalam kesehatan, yang akan menemani aku ke puncak porter Kang Roshid. Kita jalan dari base camp jam 2 malam, berkat hujan kemarin, jalan lebih tidak berdebu. Separuh perjalanan masih bisa tapi selebihnya ketika mendekati puncak, medannya berpasir dan berkerikil, mudah terjatuh dan pasir halus membuat pijakan tidak stabil dan menurun (3 langkah naik, 2 langkah turun), bikin stress.

Untungnya, dalam perjuangan ke puncak, permandangan disekeliling luar biasa indah.

Sekitar 100 m sebelum puncak, aku hampir menyerah dan mulai mengeluh (memalukan sekali, maaf untuk Kang Rashid yang jadi harus mendengar keluh kesah aku). Terutama setelah Matahari terbit, semua menjadi jelas, jalur curam berpasir dan berbatu dengan lebar 3-4 m membuat mental ciut, kalau salah langkah dan terguling alhasil tinggal nama. Jalur berpasir ini cukup panjang dan mengurang tenaga, seakan-akan tiada akhir.

Setelah 4 jam 20 menit penuh perjuangan akhirnya berhasil sampai di puncak dan berfoto dengan latar Danau Segara Anak yang menjadi icon Rinjani.

Kemudian turun kembali ke Pelawangan base camp, jalur yang curam dan berpasir sangat menantang. Aku jatuh sekitar 10 kali, kalau tidak dibantu Kang Roshid, mungkin bisa mencapai 20 kali.

Trekking pole sangat membantu di medan berpasir ini.

Permandangan indah sepanjang jalan menuju base camp. Banyak monyet di gunung Rinjani, mereka muncul untuk meminta makanan dari orang.

Butuh 2 jam 30 menit untuk kembali ke base camp dengan bantuan Kang Roshid. Sebelum sampai ke base camp, lututku mulai sakit, aku putuskan untuk tidak lanjut ke Torean karena jalurnya lebih curam dan lebih berat dari Sembalun. 

Pelawangan base camp, sebelum turun ke Sembalun.

Untuk kembali ke pos 2 dibutuhkan 3 jam (12:00-15:00) dibantu oleh Zueni, lutut dan kaki sudah sangat sakit dan pegal, dan di pos 2 aku makan siang terakhir, spaghetti bolognaise sebelum berpisah dengan semuanya. Dari pos 2 aku naik ojek ke kadang sapi, 200ribu dan kembali ke hotel.

Zueni, Kang Habib, aku dan Kang Roshid, momen terakhir sebelum meninggalkan gunung Rinjani. Terima kasih untuk semua makanan enak selama trip ini, selama di gunung aku tidak pernah kelaparan. Dengan ini Rinjani trip selesai, trip 4 hari berubah menjadi 2 hari, untungnya semua berjalan dengan baik.

Waktu yang tersisa aku habiskan untuk pemulihan di Kurni’s cabin dan setelah itu kembali ke Jakarta.

Kurni’s Cabin, milik Didik, daerah ini agak jauh dari Sembalun tapi tidak sedingin Sembalun.

Inilah akhir dari perjalananku di Gunung Rinjani, walaupun aku tidak cukup kuat ke Danau Segara Anak dan Torean, setidaknya uda sampai di puncak, mungkin lain kali aku akan mencoba ke Danau Segara Anak. Bagi yang ingin ke Rinjani, perlu diketahui, setiap bulan Januari sampai Maret, Gunung Rinjani ditutup untuk umum guna melestarikan ekosistem di gunung tersebut.

Terima kasih kepada tim Rinjani Pro yang telah membantu selama trip ini, kalau berminat untuk menjelajahi gunung Rinjani secara eksklusif, silakan hubungi Didik +6281237386099


Mari kita pelajari sedikit tentang asal usul Rinjani Pro yang telah membantu selama trip ini. Rinjani pro dibentuk oleh Bapak Mirzoan Ilhami SP. di tahun 1971 dan merupakan agen trip pertama di Gunung Rinjani. Tujuannya adalah untuk menyatukan dan mewadahi guide-guide di Lombok yang bersertifikasi. Pada tahun 2021, Rinjani Pro diturunkan ke Didik sebagai generasi berikutnya, sebelumnya mereka bertemu pada saat kegiatan pembersihan Gunung Rinjani di tahun 2017, dan pada tahun 2019, Didik dan Zueni mulai berlajar mountaineering secara professional dari Pak Mirzoan.

Seiring waktu semakin banyak guide yang bergabung dalam Rinjani Pro, sekarang ada 7 guide yang tergabung (Didik, Zueni, Tarzan, Nanang, Rando, Jewah Rinjani and Azim). Mereka semua tersertifikasi dalam APGI (asosiasi pemandu gunung di Indonesia). Dan juga untuk porter, walaupun tidak ada sertifikasi untuk porter, tapi mereka telah melalui pelatihan untuk memasak. (Pantes aja pada jago masak, naik gunung bukannya kurus, pulang jakarta malah gemukan). Inilah sekilas mengenai Rinjani Pro. Sampai jumpa lagi Rinjani Pro!

Comments

Popular Posts