TRIP SANGHYANG KENIT 18 November 2023

 

TRIP SANGHYANG KENIT 18 November 2023

November waktunya musim hujan dan juga momennya main air, biasanya aku malas ngetrip di musim hujan tapi trip kali ini harus dilakukan di musim hujan, debit air akan naik dan menyelamatkan pantatmu dari batu-batu di dalam sungai.

Seperti biasa aku ikut Xplorer, kita berangkat dari Jakarta subuh dan sampai di Sanghyang Kenit, Bandung Barat sebelum jam 9, perjalanan ditempuh dalam 3-4 jam. Tempat ini terletak di dalam Kawasan PLTA Saguling, sebelum sampai disana, nanti akan ketemu plang tempat parkir Sanghyang Heuleut, walaupun namanya menggunakan Sanghyang juga, tapi tempatnya tidak berhubungan, tapi keduanya terletak di kawasan yang sama.

Walaupun kita datang di Hari Sabtu, tidak banyak pengunjung. Ada 2 aktivitas utama, yang pertama menjelajahi gua, sekitar 600 m, yang kedua river tubing, jarak 4km, kalau kamu datang di musim kemarau, debit air surut, aktivitas river tubing mungkin hanya bisa 1-2 km, jadi sebaiknya datang di musim hujan.

        

Permandangan disekitar mulut gua.

Gua ini mudah untuk dijelajahi, sebagian besar kering, ada beberapa bagian yang langit-langitnya pendek, harus menunduk, tinggi air sekitar 50 cm. Kita menghabiskan waktu satu jam untuk menjelajahi dan berfoto di dalam gua. Ada bagian gua yang sangat gelap, sebaiknya membawa senter atau headlamp sendiri karena tidak disediakan.

                   

Tim kita

             

Gua ini ada beberapa pintu masuk, dan semuanya terhubung dengan sungai.

Setelah satu jam menjelajahi goa, kita akan bertemu dengan sungai, dengan menelusuri sungai ini kita akan kembali ke pintu utama goa tadi.

   

Main air sambil mengikuti arus.

                   

Air sungainya dangkal, hanya ada beberapa bagian yang dalam.

Setelah itu kita naik dan berjalan menuju ke depan mulut gua tadi, jarak sekitar 100 m.

    

Di depan goa, ada tebing batu untuk menguji adrenalin, tinggi sekitar 4 m, lumayan sih buat iseng…

Setelah lompat-lompat dan berfoto-foto, kita istirahat makan siang dan lanjut ke Sungai Citarum jam 1 siang naik mobil bak selama 15 menit.

           

Persiapan river tubing (gb kiri). Papan peringatan tidak jelas (gb kanan).

Selama 1-2 jam di aktivitas ini, kita duduk diatas ban pelampung dan mengikuti arus sepanjang sungai Citarum sambil melihat permadangan, aktivitas yang sangat menyenangkan, tidak capek dan bikin ngantuk. Di sepanjang sungai ini ada sebuah desa yang penduduknya bepergian dengan perahu getek dikarenakan akses jalan yang masih rusak. Sayangnya tidak banyak foto di aktivitas ini.

                   

Dibelakang foto terlihat sebuah jembatan yang digunakan untuk aktivitas rope jumping, bagi yang berminat silakan cek disini untuk harga dan orang yang dihubungi https://marl-x-journey.blogspot.com/2022/05/canyoneering-curug-cikondang.html

         

Perjalanan kita berakhir di tepi sungai ini, permandangannya indah ditemani dengan kambing-kambing yang sedang merumput. Kita kembali ke Sanghyang Kenit naik truk selama 40 menit. Setelah bebersih dan makan, kita kembali ke Jakarta.

          

Truk yang digunakan untuk kembali ke Sanghyang Kenit. Kendaraan untuk ban pelampung dan kru.

Dengan ini berakhirlah trip Sanghyang ini, terima kasih kepada Pak Dadan selaku guide local dan Pak Ciko, fotografer yang membantu mengabadikan trip ini dan juga Joni, tour guide kita. Trip ini tidak ekstrim dan sesuai untuk trip keluarga. Bagi yang berminat untuk mengikuti trip ini silakan menghubungi Pak Dodi +62859110073518 for the price (Instagram sang_hyang_kenit)

Biaya masuk 8,000 untuk local, menjelajahi gua 150,000 dan river tubing 150,000.

Pengenalan Sanghyang Kenit

Di daerah ini selain Sanghyang Kenit, ada Sanghyang Heuleut, Sanghyang Tikoro dan Sanghyang Poek. Sanghyang Kenit, Sanghyang Tikoro and Sanghyang Poek terletak di satu kawasan yang sama dan saling terhubung dalam satu gua. Sedangkan Sanghyang Heuleut terletak di satu wilayah tetapi tidak berhubungan.

Sang adalah sebutan untuk orang suci atau orang pertama, Hyang adalah tempat sembayang atau tempat bertapa. Sanghyang adalah orang suci yang bertapa. Kenit adalah sabuk pengikat dari akar atau kulit kayu. Kenit juga berarti lingkaran yang mewakili lingkaran atau pusaran air di dalam gua atau bentuk gua yang berputar atau sabuk yang membentuk lingkaran. Lingkaran juga dihubungkan dengan kehidupan seperti siklus kehidupan.

Tikoro berarti tenggorokan, dapat dilihat dari bentuk guanya yang seperti tenggorokan. Gambar diatas merupakan pintu masuk Sanghyang Tikoro. Poek berate sangat gelap dan pendek. Heuleut berarti sempit. Jadi Sanghyang Kenit artinya pertapa yang bertapa di Kenit.

PLTA dan Waduk Saguling

Nama Saguling berasal dari Legenda Tangkuban Perahu dimana Sangkuriang gagal memenuhi persyaratan untuk meminang Dayang Sumbi, dan dia dengan marah menendang perahu itu dan dengan sekali gulingan jadilah gunung Tangkuban Perahu. Saguling atau satu guling datang dari satu gulingan perahu Sangkuriang yang menjadi Gunung Tangkuban Perahu. Untuk lebih lengkapnya Legenda Tangkuban Perahu, silakan google.

Setelah waduk Saguling dibangun tahun 2018, debit air di Sanghyang Kenit menurun dan stabil, aman untuk trekking. Danpada saat musim hujan, air akan naik sedikit tapi tidak akan menutupi gua.

Pada foto diatas, dinding baru ada warna kuning, itu adalah garis air sebelum waduk Saguling didirikan.

Sekian untuk trip kali ini, nantikan saya di trip berikutnya, sampai jumpa.

Comments

Popular Posts