Gunung Ijen




Gunung Ijen (3-5 April 2019)


Sudah setengah tahun lebih aku solo trip ke Banyuwangi dan sekitarnya, ada beberapa hal yang sudah terlupakan. Pesawatku tiba di Banyuwangi sekitar jam 7.30 pagi. Di bandara sudah dijemput guideku Pak Bastian. Tidak lama setelah itu hujan lebat, tapi untungnya tidak berlangsung lama, hujan berhenti dan kita pun berangkat dari bandara jam 8.05. Sebelum kita keliling, kita sarapan dan langsung ke spot wisata pertama.

1.     Dermaga mangrove
Tempat ini gabungan pantai dan hutan bakau. Penuh dengan monyet yang mencari makanan.
 Pintu masuk Dermaga Mangrove.
 Pantai disini sangat indah, pasinya putih dan airnya jernih.


2.     Baluran
Tempat ini sebenarnya adalah taman nasional, disekelilingnya semua padang rumput dan sabana. Disini banyak monyet-monyet yang datang meminta makanan kepada turis dan ada sepasang banteng dikejauhan. Turis hanya boleh berjalan di sekitar jalan aspal atau area tertentu.
 





3.     Gunung Ijen
Gunung Ijen dengan ketinggian 2386 mdpl terkenal dengan api biru (blue fire), salah satu dari dua api biru yang ada didunia (api biru satunya lagi di Iceland). Track gunung ini tidak susah dan sebanding dengan keindahannya yang luar biasa. Banyak turis local dan luar yang datang menikmati keindahan gunung Ijen.
Setiap bulan pada jumat pertama, gunung Ijen akan ditutup untuk umum, dan waktu yang tepat untuk mendaki di bulan sekitar Juni-Agustus, sunrise akan terlihat indah. Pada saat aku naik gunung Ijen masih April, peralihan musim hujan ke kemarau, masih hujan dan tidak terlihat matahari terbit.
Malam sebelum ke Ijen hujan lebat, untungnya sebelum berangkat hujan berhenti, dan berkat hujan ini, tanah menjadi padat dan tidak berdebu. Aku dijemput jam 12.30 dengan guide Mas Ibrul, perjalanan naik dengan motor sekitar 30 menit sampai di bawah gunung. Sebelum masuk ada pos untuk beli tiket masuk dan juga bisa sewa guide, harga guide Rp 200.000,- .
Dan perjalanan pun dimulai dari bawah ke kawah untuk melihat api biru, dari bawah jam 1.05 pagi, kurang dari 2 jam kami sudah sampai di api biru. Api biru muncul dikarenakan pepaduan antara belerang dan panas bumi yang menghasilkan nyala api biru. Disekitar api ini banyak penambang belerang yang mengangkut belerang, total berat yang dipikul bisa mencapai 50-70 kg sekali jalan.
Sayangnya karena masih gelap, tidak terlihat apa-apa, hanya nyala api biru dari kejauhan. Dan karena masih sekitar jam 3, suasana masih sepi pengunjung. Setelah berusaha menghabiskan waktu dengan berfoto disekitar penambangan belerang, waktu masih sekitar jam 3.30. 
Tempat penambangan belerang, asap dan bau belerang sangat menyengat.

Seharusnya kita menunggu sampai jam 5.30 untuk berfoto di area tambang dan bibir kawah, tapi karena tidak tahan dengan dinginnya udara, semakin lama menunggu semakin dingin dan semakin lapar ^^akhirnya kita langsung naik ke puncak gunung Ijen. Sekitar jam 5 kita sudah di puncak dan menunggu matahari terbit, tapi karena kabut belerang yang tebal, kawah belerang tidak terlihat dari atas puncaknya. Setelah langit terang, kabut semakin tebal dan semua menjadi putih, akhirnya kita memutuskan untuk turun.
 Matahari terbit dibelakang gunung.
Walaupun berkabut tebal, puncak gunung Ijen tetap terlihat indah.

 Wajah super ngantuk di puncak gunung Ijen.
Walaupun sudah jam 7 lebih, kabut masih sangat tebal. 

4.     Kota Banyuwangi
Setelah turun dari gunung Ijen, aku menuju kota Banyuwangi. Aku menginap di Eston house, tempatnya bersih dan dan tenang tapi posisinya agak tersembunyi, letaknya di sepanjang jalan kepiting ada jalan masuk ke gang. Waktu nyari tempatnya tersesat beberapa kali, sudah pakai google pun masih membingungkan. Jalan kepiting adalah pusat kota, dan disepanjang jalan ini banyak makanan murah yang bisa dijangkau dengan jalan kaki.
Angkringan murah dan enak, hanya ada di malam hari.
Silakan dipilih! Silakan dipilih! Semua ada, ayam, daging, telur, tahu, jamur, kerang, nasi, sosis, semua ada, murah dan enak!!

Keesokan harinya sambil keliling sekitar hotel dengan becak, aku mampir ke beberapa tempat, Oseng Deles (tempat jual oleh-oleh banyuwangi), Agrowisata banyuwangi, dan beberapa toko batik.
Durian Merah di Agrowisata Banyuwangi, satu durian seharga Rp250.000,- Bagi pecinta durian boleh mampir. Di Agrowisata ini juga banyak tanaman lain dan boleh bertanya seputar tanaman sama pengelolanya.
Sorenya aku kembali ke Jakarta dengan pesawat, mengakhiri liburan 3 hari 2 malam di Banyuwangi, semoga suatu hari ada kesempatan untuk kembali ke tempat ini lagi. Sampai jumpa di trip berikutnya.

Comments

Popular Posts